Senin, Januari 24, 2011

PERAWATAN LUKA

Berikut adalah prosedur pelaksanaan perawatan luka
PERSIAPAN ALAT
Peralatan steril
1. Pinset anatomis 2bh/ sarung tangan
2. Pinset cirurgis 1bh
3. Kom kecil 2bh
4. Gunting lurus (bila diperlukan)
5. Kasa steril
6. Kapas lidi
7. Betadine 10% dalam tempatnya
8. NaCl 0.9% / rivanol

Peralatan tidak steril
1. Gunting perban
2. Plester / perban gulung
3. Perlak
4. Bengkok
5. Wash bensin
PERSIAPAN PASIEN
1. Menjelaskan tindakan
2. Perhatikan privacy pasien
3. Mengatur posisi
PROSEDUR KERJA
1. Peralatan didekatkan
2. Mencuci tangan
3. Perlak dipasang di daerah yang luka, bengkok di dekatkan (dari arah dalam
keluar) dan bila balutan menggunakan perban dibuka dengan gunting.
4. Balutan dibuang ke bengkok menggunakan pinset cirurgis
5. Pinset cirurgis yang telah dipakai disimpan ke dalam bengkok
6. Bersihkan luka dengan kasa steril yang sudah dibasahi oleh antiseptic (NaCl 0.9%
/ rivanol) menggunakan pinset anatomis dari arah atas ke bawah dan dari dalam ke
luar, kasa kotor dibuang ke bengkok keringkan lika dengan kasa steril sampai
kering, serat kasa jangan sampai melekat pada luka.
7. Luka ditutup dengan kasa yang diberikan betadine 10%, luka ditutup lagi dengan
kasa steril, fiksasi menggunakan plester/ dibalut dengan perban.
8. Mengatur posisi pasien kembali
9. Peralatan dibersihkan/dirapihkan
10. Cuci tangan
11. Catat respon pasien

Label: Keperawatan
Related Posts / Artikel Terkait :
Keperawatan
• Presentasi Sistem Kardiovaskuler
• Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Kolelitiasis/Koledokolitiasis
• Askep Hipoglikemia pada Neonatus
• Asuhan Keperawatan pada Aspirasi Mekonium
• Askep Thermoregulasi pada Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah
• ASKEP NEFROLITIASIS DAN UROLITIASIS
• SEHAT DENGAN PUASA
• RUU Keperawatan dan hari kemerdekaan 17 Agustus
• Memasang Kateter
• Up Hecting/ Mengangkat Jahitan
• Vulva Hygiene dan Perineum
• Melakukan Irigasi telinga
• Askep Nutrisi : Lebih dari kelebihan tubuh, perubahan
• Askep Nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh, perubahan
• Askep Ketidakefektifan Perfusi Jaringan
• Askep Gangguan pertukaran gas
• Askep Pola napas tidak efektif
• Askep Bersihan jalan napas tidak efektif
• Asuhan Keperawatan pada Hipertermi
• Harga Diri Rendah
• Transfusi dan Transplantasi
• Faktor-Faktor Pembekuan Darah
• Pemeriksaan Fisik Head to Toe Bagian 4
• Pemeriksaan Fisik Head to Toe Bagian 3

Up Hecting/ Mengangkat Jahitan

LAngkah-langkah perawatan/ up hecting
PERSIAPAN ALAT
1 Hekting set
2 Kasa steril/ plester
3 Betadine 10%
4 Bengkok

5 Menjelaskan tindakan
6 Mengatur posisi
7 Mencuci tangan
8 Angkat balutan, lepas plester
9 Balutan dibuang ke bengkok
10 Observasi luka jahitan bila luka kering jahitan dibuka menggunakan pinset cirurgis dan gunting up hekting/ lurus sambil menganjurkan klien untuk menarik nafas dalam.
11 Benang jahitan dibuang kedalam bengkok
12 Tutup luka dengan kasa steril menggunanakan betadine
13 Lalu fiksasi dengan plester
14 Bersihkan alat
15 Mencuci tangan

MELAKUKAN IRIGASI TELINGA

PERSIAPAN ALAT
Cairan yang diperlukan (H2O2 atau sesuai dengan instruksi medis)
Spuit 10 cc steril tanpa jarum
Perlak
Handuk
Kapas Bulat
Lida Kapas Steril
Kassa steril
Korentang Steril
Piala ginjal
Pipet

PERSIAPAN KLIEN
Memberitahu dan menjelaskan mengenai prosedur yang akan dilakukan
Memasang Sampiran
PROSEDUR KERJA
Perawat Mencuci tangan
Atur posisi klien tidur miring atau duduk tegak dengan kepala miring dengan posisi telinga yang akan dirawat di bagian atas
Meletakan perlak kemudian handuk di sekitar bahu, letakan piala ginjal di bawah telinga
Mengisi Spuit / pipet dengan obat yang telah disediakan
Masukan cairan ke dalam telinga (Daun telinga ditarik ke belakang, semprotkan cairan secara perlahan)
Observasi warna dan jumlah cairan yang keluar
Atur posisi miring dengan posisi telinga yang dirawat berada di bawah untuk membantu pengeluaran cairan.
Telinga ditutup kassa steril
Membereskan Alat-alat
Mencuci tangan
SIKAP
Hati-hati
Sabar
Tidak menunjukkan rasa jijik

Vulva Hygiene dan Perineum

PERSIAPAN ALAT
- Perlak
- Kapas sublimat/ desinfektan
- Bethadine
- Pinset Anatomis/ Sarung tangan
- Kassa Steril
- Lidi Kapas
- Selimut extra duk/ pembalut wanita/ pakaian dalam bersih
- Pispot
- Bengkok
- Botol air cebok
- Sampiran

PERSIAPAN PASIEN
- Dekatkan Alat-alat
- Menjelaskan Tindakan
- Memasang sampiran (Provasi)
- Atur posisi klien
PROSEDUR KERJA
- Mencuci tangan
- Mengganti selimut
- Membuka pakaian bawah, posisi lutut ditekuk, memasang alas (perlak), sorongkan
pispot
- Dekatkan bengkok
- Membuka daerah vulva dan menyiramnya dengan air desinfektan
- Membersihkan labia mayora, minora (daerah vulva) dari arah atas ke bawah dengan
kapas sublimat
- Keringkan dan angkat pispot
- Beri bethadine/ kassa bethadine pada daerah perineum (bila ada luka episiotomi)
- pasang pembalut dan pakaian bawah
- Angkat pengalas
- Bereskan alat-alat
- Mencuci tangan
- Catat respon klien

Transfusi Dan Transplantasi


Transfusi darah adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis darah dari satu orang ke sistem peredaran darah orang lainnya. Transfusi darah berhubungan dengan kondisi medis seperti kehilangan darah dalam jumlah besar yang diakibatkan trauma, operasi, atau karena tidak berfungsinya organ pembentuk sel darah merah.
Transplantasi adalah pemindahan suatu jaringan atau organ manusia tertentu dari suatu tempat ke tempat lain pada tubunya sendiri atau tubuh orang lain dengan persyaratan dan kondisi tertentu. Teknik transplantasi, dimungkinkan untuk memindahkan suatu organ atau jaringan tubuh manusia yang masih berfungsi baik, baik dari orang yang masih hidup maupun yang sudah meninggal, ke tubuh manusia lain. Dalam penyembuhan suatu penyakit, adakalanya transplantasi tidak dapat dihindari dalam menyelamatkan nyawa si penderita.

Transplantasi atau pencangkokan organ tubuh diantara sesama manusia, disebut juga allotransplantation, telah menyelamatkan ribuan penderita kegagalan organ utama dari kematian dan penderitaan. Ribuan kornea mata, ginjal, jantung, sumsum tulang belakang dan hati yang sehat secara fisologis, dicangkokan kepada pasien yang sebagian menghadapi keputusasaan. Kegagalan organ yang bermuara pada kematian merupakan masalah kesehatan masyarakat yang sangat penting pada komunitas modern dewasa ini .
Berdasarkan prinsip-prinsip ajaran agama, dibenarkan dan dianjurkan agar umat Hindu melakukan tindakan transplantasi organ tubuh sebagai wujud nyata pelaksanaan kemanusiaan (manusa yajna). Tindakan kemanusiaan ini dapat meringankan beban derita orang lain. Bahkan, transplantasi organ tubuh ini tidak hanya dapat dilakukan pada orang yang telah meninggal, melainkan juga dapat dilakukan pada orang yang masih hidup, sepanjang ilmu kedokteran dapat melakukannnya dengan tetap mengindahkan nilai-nilai kemanusiaan .
Menurut ajaran Hindu transplantasi organ tubuh dapat dibenarkan dengan alasan, bahwa pengorbanan (yajna) kepada orang yang menderita, agar dia bebas dari penderitaan dan dapat menikmati kesehatan dan kebahagiaan, jauh lebih penting, utama, mulia dan luhur, dari keutuhan organ tubuh manusia yang telah meninggal. Tetapi sekali lagi, perbuatan ini harus dilakukan diatas prinsip yajna yaitu pengorbanan tulus iklas tanpa pamrih dan bukan dilakukan untuk maksud mendapatkan keuntungan material. Alasan yang lebih bersifat logis dijumpai dalam kitab Bhagawadgita II.22 sebagai berikut: “Wasamsi jirnani yatha wihaya nawani grihnati naro’parani, tatha sarirani wihaya jirnany anyani samyati nawani dehi” Artinya: seperti halnya seseorang mengenakan pakaian baru dan membuka pakaian lama, begitu pula Sang Roh menerima badan-badan jasmani yang baru, dengan meninggalkan badan-badan lama yang tiada berguna. Kematian adalah berpisahnya Jiwatman atau roh dengan badan jasmani ini. Badan Jasmani atau sthula sarira (badan kasar) terbentuk dari Panca Maha Bhuta (apah = unsur cair, prethiwi = unsur padat, teja= unsur sinar, bayu = unsur udara dan akasa = unsur ether) ibarat pakaian. Apabila badan jasmani (pakaian) sudah lama dan rusak, kita akan membuangnya dan menggantikannya dengan pakaian yang baru .
Prinsip kesadaran utama yang diajarkan dalam agama Hindu adalah bahwa badan identitas kita yang sesungguhnya bukanlah badan jasmani ini, melainkan adalah Jiwatman (roh). Badan jasmani merupakan benda material yang dibangun dari lima zat (Panca Maha bhuta) dan akan hancur kembali menyatu ke alam makrokosmos dan tidak lagi mempunyai nilai guna. Sedangkan Jiwatman adalah kekal, abadi, dia tidak mati pada saat badan jasmani ini mati, senjata tidak dapat melukaiNya, api tidak bisa membakarNya, angin tidak bisa mengeringkan-Nya dan air tidak bisa membasahi-Nya.Wejangan Sri Kresna kepada Arjuna dalam Bhagawadgita: “Engkau tetap kecil karena sepanjang waktu engkau menyamakan dirimu dengan raga jasmani. Engkau berpikir, “Aham dehasmi”, ‘aku adalah badan’, pikiran ini menyebabkan engkau tetap kecil. Tetapi majulah dari aham dehasmi ke aham jiwasmi, dari aku ini raga ke aku ini jiwa, percikan .
Berkat kemajuan dan bantuan teknologi canggih di bidang medis (kedokteran), maka sistem pencangkokan organ tubuh orang yang telah meninggalpun masih dapat dimanfaatkan kembali bagi kepentingan kemanusiaan. Dialog spiritual Sri Kresna dengan Arjuna dalam kitab Bhagawadgita dapat ditarik suatu makna bahwa badan jasmani ini diumpamakan sebagai pakaian sementara bagi roh (atman) yang tidak kekal, mudah rusak dan hancur, yang kekal adalah jiwatman. Oleh karena itu, ajaran Hindu tidak melarang umatnya untuk melaksanakan transplantasi organ tubuh dengan dasar yajna (pengorbankan tulus iklas dan tanpa pamrih) untuk kesejahteraan dan kebahagiaan sesama umat manusia. Demikian pandangan agama Hindu terhadap transplantasi organ tubuh sebagai salah satu bentuk pelaksanaan ajaran Panca Yajna terutama Manusa Yajna.

Senin, Januari 03, 2011

Cara Menghitung Usia Kehamilan

Pengetahuan akan Menghitung Usia Kehamilan masih banyak kurang dipahami oleh para ibu hamil. Padahal hal ini merupakan hal penting untuk dapat mengetahui usia kehamilan yang sedang dijalani. Dengan mengetahui usia kehamilan, seorang ibu hamil dapat mengetahui perkembangan atau pertumbuhan organ apa yang sedang terjadi pada janinnya, kebutuhan apa yang diperlukan oleh janinnya dan hal apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama usia kehamilan tersebut. Selain itu, dengan mengetahui usia kehamilan, seorang ibu hamil dapat mengetahui kapan jadwal pemeriksaan yang harus dilakukan baik ke dokter maupun ke bidan, sehingga dengan demikian diharapkan kehamilanyang sedang dijalani menjadi sehat dan menghasilkan buah hati yang berkualitas.

Selama ini kebanyakan untuk dapat menghitung usia kehamilan masih mengandalkan para ahli baik dokter atau bidan, memang hal ini merupakan yang dianjurkan demi ketepatan penghitungan usia kehamilan. Selain itu, biasanya menghitung usia kehamilan dilakukan dengan menggunakan usg, yang memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi dengan mengukur ukuran tengkorak, panjang janin, ukuran jantung, ginjal dsb. Namun, tidak ada salahnya ibu hamil mengetahui cara menghitung usia kehamilan yang dapat dilakukan sendiri. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan ibu hamil untuk menghitung usia kehamilannya yang memiliki tingkat akurasi yang baik, diantaranya berdasar kepada:
Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)
Untuk dapat menghitung usia kehamilan anda berdasar HPHT hanya dapat dilakukan oleh ibu hamil yang memiliki siklus haid normal dan teratur (28-30 hari). Untuk taksiran usia kehamilan berdasar HPHT dapat menggunakan rumus Neagele, selain dapat menghitung usia kehamilan, rumus ini juga dapat digunakan untuk menghitung hari perkiraan lahir (HPL). Penggunaan rumus ini adalah dengan menambahkan 7 pada tanggal pertama dari haid terakhir, kemudian mengurangi bulan dengan 3 dan menambahkan 1 pada tahunnnya, sedangkan untuk bulan yang tidak bisa dikurangi 3, misalnya Januari, Februari, dan Maret, maka bulannya ditambah 9, tapi tahunnya tetap tidak ditambah atau dikurangi.
contoh:
Jika HPHT anda adalah 16 nov 2008, maka:
16 -11–08
+ - +
7 3 1
23–8–09 (ini tanggal HPL)
Jadi taksiran waktu kelahiran anda adalah tanggal 23 agustus 2009, sedangkan untuk usia kehamilan tinggal menghitungnya setiap tanggal 23, jadi pada saat tgl 23 desember , berarti usia kehamilan anda menginjak satu bulan, 23 januari usia kehamilan 2 bulan …dst.Untuk Hari Perkiraan Lahir sebaiknya ditambah tenggang waktu plus atau minus 7 hari.

Tinggi Puncak Rahim
Cara menghitung usia kehamilan dengan metode tinggi puncak rahim adalah dengan meraba puncak rahim yang menonjol di dinding perut. Penghitungan dimulai dari tulang kemaluan sampai puncak rahim. Misalnya, jika jarak antara tulang kemaluan sampai puncak rahim adalah 18 cm, berarti kehamilan anda berusia 18 cm. Penghitungan ini juga dapat dilakukan dengan menggunakan jari tangan. Setiap kenaikan 3 jari tangan menunjukkan pertambahan usia 3 minggu. Jika puncak rahim sudah berada di atas pusar, kenaikan jari menunjukkan pertambahan usia 4 minggu.
Namun, menghitung usia kehamilan dengan cara ini sudah jarang dilakukan.
Selain kedua cara tersebut di atas, sebetulnya ada dua cara lagi yang dapat dilakukan yaitu dengan mendeteksi denyut jantun janin pertama kali dan deteksi gerakan janin pertama kali. Namun untuk kedua metode ini tingkat akurasinya kurang, karena denyut jantung janin dan gerakan janin untuk pertama kali masih lemah, sehingga menyulitkan untuk medeteksinya.